Ngeliwet Nasi Liwet Versi Anak Rantau

Anak-Anak Rantau di Perancis

Heee Hooo….

Pasti kalian sudah pernah liat postingan saya di Fb Page Aku di Perancis, yang isinya tentang “Ngeliwet”.

Nah diartikel ini akan saya ceritakan secara singkat.

Siapa saja dan apa saja sih yang kami lakukan di hari liwetan tersebut.

2 minggu sebelum hari H, Ewin dan saya membuat rencana untuk ngeliwet di kediaman saya.

Ketika tanggal sudah OK, saya pun membuat Group di WhatsApp untuk mengundang wanita-wanita  indonesia lainnya.

Tentu saja dari 10 orang dan hanya 7 yang mau ikut meramaikan acara ngumpul-ngumpul kami.

Wajah-wajah chef nasi liwet

Anak-Anak Rantau di Perancis
Wajah-wajah chef di balik nasi liwet, 1 orang sengaja di blur karena sesuai permintaan.

Setelah semuanya oke, kami pun mulai memberikan tugas masing-masing orang untuk membawa lauk dan juga Nasi.

Untuk nasi Ewin sendiri yang ingin membawa. Nasinya buatannya enak sekali.

Bahkan saya dan teman-teman yang lain pada nambah 2 hingga 3x. Maklumlah makanan ini sangat langka di Perancis.

Apalagi untuk lauk yang sebanyak ini, kalau saya semua yang masak. Otomatis saya sangat kesusahan ketika di dapur.

Terus terang saya tidak lihai masak banyak seperti ini dan juga butuh beberapa hari untuk mempersiapkan semua lauk liwet.

Jadi untuk mengurangi tanggung jawab si tuan rumah. Solusinya yaitu masing-masing membawa lauk kemudian di jadikan satu dan di makan ramai-ramai.

Ngeliwet Nasi Liwet Versi Anak Rantau
Nasi liwet, ayam goreng lengkuas, gepuk daging, telur balado, suir ikan, perkedel kentang, tahu & tempe goreng, lalapan, kerupuk, bakwan sayur dan sambal.

Banyak yang bertanya : daun pisang dapat dimana ?

Daun pisang saya beli di salah satu toko asia yaitu Supermarche Exotic 2000 yang beralamat di Cergy.

Harganya lumayan murah yaitu hampir 5 euro dengan berat hampir 500 gram. Di toko asia Paris juga ada.

Diantara lauk-lauk di atas saya hanya membuat ayam goreng lengkuas, dan yang lainnya adalah masakan dari para chef diatas.

Acara liwetan kami pun berjalan lancar.

Sampai-sampai setelah makan kami pergi jalan kaki untuk berkeliling dan memperlihatkan suasana kota dimana saya tinggal.

Sambil menurunkan makanan yang telah kita makan.

Karena akan ada ronde-ronde berikutnya. Yaitu semangka yang lucia bawa dan juga kue durian yang telah saya bikin untuk teman-teman yang datang kerumah.

Beramai-ramai berjalan kaki

Jalan-jalan di kota
Kami menemukan salah satu taman yang ditanami berbagai macam tumbuhan

Sekitar satu jam kami mengelilingi taman dan pinggir sungai, tidak lupa juga pengambilan foto, kami pun kembali ke appartemen saya untuk melakukan ronde berikutnya, yaitu si semangka. Kami juga bermain permainan “Jenga”.

Kue durian

Kue Durian
Kue Durian-

Kue durian ini saya buat sendiri dan untuk frosting saya menggunakan tehnik American frosting yaitu butter dan gula halus yang di mixer kemudian saya masukan durian.

Saya tidak memakai krim, karena menurut saya butter dan durian sudah sangat berat untuk dimakan.

Durian yang saya gunakan adalah durian beku, bukan yang baru keluar dari kulitnya.

Durian beku tersebut saya keluarkan dari freezer dan masukan ke kulkas bawah diamkan semalam, paginya saya buat frosting.

Karena saya lebih suka membuat kue di pagi hari dan sorenya siap dimakan agar rasa dan teksturnya masih enak.

Silvi

Kirim koment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.