Saint-Malo adalah nama daerah yang terletak di bagian utara Perancis, tepatnya di provinsi Brittany atau Bretagne. Kota ini di kelilingi oleh benteng yang sudah ada sejak perang dunia ke-2 pada tahun 1944 dan pada saat itu juga benteng tersebut hampir hancur total karena telah di serang oleh AS.
Tahun 1948 – 1960 kota Saint-Malo di bangun kembali, pembangunan tersebut memakan waktu 12 tahun.
Bentuk bangunan di Saint-Malo semua hampir sama.
Perjalanan menuju Saint-Malo tidak terlalu lama hanya 3 jam dari Paris, kami pun sampai tepat jam 13.05 di Gare SNCF de Saint-Malo, on time ya TGV nya 😎😎. Untuk menuju hotel kami menggunakan bus hanya 1.25€ perorang. 5 menit kemudian kami pun sampai di depan kantor Tourist Information karena hotel yang sudah kami booking berdekatan dengan kantor tersebut, yaa…tarik bagasi sampai hotel. Tapi pada saat itu cuaca sangat bersahabat karena banyak matahari. Dan orang-orang yang lagi makan siang pada berjemur di depan restaurant sambil menggunankan topi, seperti topi Cowboy hehehe…

Hotel de la Cité dan Hôtel France et Chateaubriand nama hotel yang sudah kami pesan, harga permalam 59€ lokasinya sangat strategis kalau mau kemana-mana.

Setelah menaruh barang di hotel akhirnya aku pun pergi berkeliling di benteng Saint-Malo.





Makanan khas di Saint-Malo adalah Galette dan Moules atau kerang, moules biasanya disajikan dengan ketang goreng, jangan heran ketika sampai di sana seluruh restaurant pasti ada tulisan Crêpeterie… dan minumannya di namakan Cidre. Cidre adalah minuman yang berkadar alkoholnya rendah biasa terbuat dari buah apel, kadar alkoholnya 4 – 4,5 %…




Hari berikutnya di Saint-Malo cuaca sangat dingin dan hujan gerimis, dan kami pun memutuskan ke Boulangerie dalam bahasa indonesianya toko roti. Beli lah kami roti Pain aux Raisins, Pain au Chocolat dan Café & Thé. Terus pergi ke pantai. Ternyata banyak orang. Dan di perjalanan ke pantai pun aku mampir ke toko Bonbons. Cuma mampir photo hahahaha… karena aku gak hobby makan permen.

Bukan cuma aku aja loh yang mampir photo ternyata ada juga turis-turis yang lain. hehehehe 😀

Dan hari itu juga kami pergi ke Cathédrale Saint-Malo, untuk melihat isi bangunannya. 2 kali mengelilingi Cathédrale untuk nyari jalan masuk eh ternyata ada di depan, karena pintu masuknya seperti gak bisa di lewati. Astaga maka gerimis tapi gak apa-apa terbayar sudah jerih payah 2 kali mengelilingi bangunan yang besar itu.


Le Grand Bé Saint-Malo hanya bisa lewati ketika air surut, kami pun bisa melewatinya pada saat jam 3 siang pada hari itu. Karena setiap hati waktunya berbeda-beda. Padahal masih musim semi tapi sudah banyak turis. Bagaimana kalau musim panas, mungkin sepanjang pantai Saint-Malo akan penuh. Di Le Grand Bé Saint-Malo itu sendiri ada makam René de Chateaubriand.
Beliau minta di makamkan disitu karena cuma ingin mendengarkan suara angin dan laut.




Akhirnya selama 3 hari di Saint-Malo dan merayakan ulang tahun ku yang ke-26 tahun kami pun memutuskan untuk pindah ke Dol-de-Bretagne. Aku akan post blog selanjutnya segera… karena sekarang sudah malam jam 22.28 waktu Perancis. Dan waktunya tidur…. Bonne nuit zZzzZZZ….
dawirdawir
Salut !! Wah asyik ya kak. Aku sekarang masih SMA kelas 2, dan juga punya keinginan suatu hari tinggal di Prancis, Kak. Terima kasih atas sharing nya
Sil ApriliaPenulis Artikel
hai dwira, sama-sama makasih juga sudah mampir 🙂